Kamis, 15 Desember 2011

Status Hadits Huru Hara Bencana Besar Agustus 2012 (15 Ramadhan 1433 H)

Di forum-forum internet atau di facebook, beredar kabar yang menghebohkan, yaitu tentang adanya huru-hara atau bencana besar yang terjadi pada bulan Agustus 2012 bertepatan dengan 15 Ramadhan 1433 H. Berikut ini kabar yang beredar:
Huru Hara Bencana Besar Agustus 2012 (15 Ramadhan)


Info dari kajiaan suatu seminar di Universitas Syarif Hidayatullah. Benar tidaknya kita kembalikan kepada Allah swt.


huru-hara akhir zaman agustus 2012 ramadhan 1433 H
Coba kalian lihat kalender tahun 2012, 01 Ramadhan jatuh pada 20 Juli yaitu hari Jumat. Jadi, 03 Agustus 2012 bersamaan dengan 15 Ramadhan juga jatuh pada hari Jumat.


Menurut suatu Hadist Nabi Muhammad SAW, akan ada huru-hara besar yang akan terjadi pada tengah malam, tepatnya subuh pada Jumat 15 Ramadhan.


Huru-hara yang akan mengejutkan semua orang yang sedang tidur. Akan ada suara yang sangat dahsyat yang akan kita dengar dari langit, bukan kiamat namun huru-hara tersebut akan melenyapkan 2/3 umat manusia yang ada diatas bumi ini hingga tersisa 1/3 saja.


Menurut kajian NASA pada 21-12-2012 akan ada 1 planet yang dikenali sebagai planet X melintasi bumi dan akan terjadi titik balik matahari yang mana mungkin akan mengakibatkan beberapa bencana besar.


Apapun peristiwa itu, pasti akan berlaku mengikuti hadist Nabi Muhammad SAW di bawah ini:


Dari Nu'aim bin Hammad meriwayatkan dengan sahabatnya bahwa Rasulullah SAW bersabda:


" Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawwal..."


Kami bertanya: " Suara apakah, ya Rasulullah ..?"


Beliau menjawab: " Suara keras dipertengahan bulan Ramadhan pada malam Jumat, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jumat di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jumat, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu- pintunya, sumbatlah lubang- lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga- telinga kalian, Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar dilangit, maka bersujudlah kalian kepada Allah SWT. Serta perbanyaklah bertasbih dan mengucap "Subhanallah Al-Quddus, Subhanallah Al-Quddus, Rabb Kami Al-Quddus" insya Allah kita diselamatkan dari bencana tersebut."


Mungkinkah kita semua ini tergolong dalam 1/3 itu..?


Apakah peristiwa itu akan terjadi pada 2012..? Hanya ALLAH SWT yang Maha Mengetahui.


Yang penting kita perbanyakan ibadah & berdo'a agar kita termasuk dalam golongan yang dilindungi Allah SWT, jika mati biarlah kita mati dalam Iman & Islam.


Yang menjadi pertanyaan, benarkah hadits diatas? Sebelum kita mempercayai berita itu, berikut ini kami nukilkan tulisan Ustadz Farid Nu'man Hasan terkait derajad keshohihan hadits itu.


Berikut ini tulisan beliau:
Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihi wa Ashhabihi  wa Man waalah, wa ba’d:                Ada beberapa penanya yang menanyakan hal serupa kepada kami, dan katanya hadits ini sedang ramai beredar dibicarakan FB dan beberapa forum di internet.
                Langsung saja ......., berikut ini adalah teks Arab hadits  yang ditanyakan:  
عن ابن مسعود قال قال رسول الله :  - صلى الله عليه وسلم -  إذا كانت صيحة فى رمضان فإنه يكون معمعة فى شوال وتمييز القبائل فى ذى القعدة وتسفك الدماء فى ذى الحجة والمحرم وما المحرم يقولها ثلاث مرات هيهات هيهات يقتل الناس فيه هرجا هرجا قلنا وما الصيحة يا رسول الله قال هدة فى النصف من رمضان ليلة الجمعة فتكون هدة توقظ النائم وتقعد القائم وتخرج العواتق من خدورهن فى ليلة جمعة فى سنة كثيرة الزلازل والبرد فإذا وافق شهر رمضان فى تلك السنة ليلة الجمعة فإذا صليتم الفجر من يوم الجمعة فى النصف من رمضان فادخلوا بيوتكم وأغلقوا أبوابكم وسدوا كواكم ودثروا أنفسكم وسدوا آذانكم فإذا أحسستم بالصيحة فخروا لله سجدا وقولوا سبحان القدوس سبحان القدوس ربنا القدوس فإنه من فعل ذلك نجا ومن لم يفعل هلك
          
Hadits ini terdapat dalam kitab Al Fitan, karya Nu’aim bin Hammad, Juz. 1, Hal. 228, No. 638. Juga kitab Kanzul ‘Ummal, karya Imam Alauddin Al Muttaqi Al Hindi No. 39627.
                Sanad hadits tersebut sebagai berikut, berkata Nu’aim bin Hammad:
حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ قَالَ : حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ حُسَيْنٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنِ الْحَارِثِ الْهَمْدَانِيِّ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
               
Berkata kepada kami Abu Umar, dari Ibnu Luhai’ah, dia berkata: berkata kepadaku Abdul Wahhab bin Husain, dari Muhammad bin Tsabit Al Bunani, dari ayahnya, dari Al Haarits Al Hamdani, dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ... (lalu disebut hadits di atas)
Hadits ini memiliki banyak cacat, yakni pada semua perawinya –kecuali Ibnu Mas’ud Radhiallalhu ‘Anhu:
 1.       Nu’aim bin Hammad
Beliau termasuk seorang imam, beliaulah yang menyusun kitab Al Fitan sendiri, tetapi  para  imam hadits telah mengkritiknya dengan tajam.  Tentang Beliau dan kitab Al Fitan, Imam Adz Dzahabi berkata:لا يجوز لاحد أن يحتج به، وقد صنف كتاب " الفتن " فأتى فيه بعجائب ومناكير.                “Tidak boleh bagi seorang pun berhujjah dengannya, dan Dia telah menyusun kitab Al Fitan, yang di dalamnya terdapat  banyak keanehan dan kemungkaran.” (As Siyar A’lamin Nubala, 10/609)
Imam An Nasa’i mengatakan: “Dia orang yang lemah (dhaif).”  Imam Al Azdi mengatakan: “Dia termasuk orang yang memalsukan hadits demi membela sunah.”  Imam Al ‘Abbas bin Mush’ab mengatakan dalam Tarikh-nya: “Dia memalsukan sebah buku untuk membantah kaum Jahmiyah.”  Oleh karenanya Imam Adz Dzahabi mengatakan tentangnya: “Salah satu imam dunia, yang memiliki kelemahan dalam haditsnya.” (Lihat semua dalam Mizanul I’tidal, 4/267-269)
 Ada yang menilainya jujur dan terpercaya, seperti Imam Yahya bin Ma’in, Imam Ahmad, dan Imam Al ‘Ijli, dan Imam Al Bukhari pernah mengambil hadits darinya. (IbidNamun dalam kitab yang lain Imam Ibnu Ma’in pernah mengkritiknya.


Dalam As Siyar disebut oleh Imam Adz Dzahabi, menurut Imam Al ‘Abbas bin Mush’ab bahwa Nu’aim bin Hammad telah memalsukan satu buku untuk membantah Imam Abu Hanifah dan Muhammad bin Al Hasan, serta memalsukan 13 buku untuk membantah kelompok Jahmiyah. 
 Shalih Al Jazarah dan Az Zuhri mengatakan, Nu’aim bin Hammad adalah seorang yang memiliki banyak hadits-hadits munkar yang tidak bisa diikuti. Imam Yahya bin Ma’in ditanya tentang haditsnya Nu’aim bin Hammad, beliau menjawab: “haditsnya bukan apa-apa (maksudnya jangan dianggap, pen).”


Ibnu Hammad Ad Daulabi mengatakan: “Nu’aim bin Hammad dhaif.” Ahmad bin Syu’aib, Ibnu Hammad, dan lainnya mengatakan: “Dia memalsukan hadits demi membela sunah, dan memalsukan hikayat para ulama tentang fitnahnya Abu Hanifah, semua adalah dusta.”  Imam An Nasa’i mengatakan: “Dia telah memasuki batas sebagai orang yang tidak boleh dijadikan hujjah.”


Imam Ibnu Hibban berkata tentang dia: “Suka salah dan bimbang.” Ibnu Yunus mengatakan: “Dia meriwayatkan hadits-hadits munkar dari orang-orang yang bisa dpercaya.” (Lihat semua dalam Siyar A’lamin Nubala, 10/595 – 611)


2.       Abu Umar


Inilah cacat kedua. Abu Umar, dia adalah Hammad bin Waqid Al ‘Isya Ash Shafar. Beliau adalah guru dari Nu’aim bin Hammad.


Abu Umar Hammad bin Waqid ini telah didhaifkan para ulama. Imam Yahya bin Ma’in mengatakan: “dhaif.” Imam Al Bukhari berkata: “munkarul hadits – haditsnya munkar.” Imam Abu Zur’ah dan lainnya: “Layyin –lemah.” Imam Al Fallas mengatakan: “Banyak salah dan wahm (bimbang/ragu).” (Lihat Al Mizan, 1/600)


3.       Ibnu Lahi’ah


Beliau adalah rawi yang terkenal kelemahannya, yakni buruk pada sisi hapalannya, khususnya setelah buku-bukunya terbakar. Ishaq bin Isa mengatakan kitab-kitabnya terbakar pada tahun 169 H.


Diceritakan bahwa Imam Yahya bin Said Al Qaththan  sama sekali tidak mau menganggap hadits Ibnu Luhai’ah.  Imam Abdurrahman bin Mahdi mengatakan: “Saya tidak membawakan haditsnya sedikit atau banyak.” Imam Muslim mencertakan bahwa Waki’, Yahya, dan Ibnu Mahdi meninggalkan hadits Ibnu Lahi’ah.  Imam An Nasa’i mengatakan: “Laisa bitsiqah – bukan orang terpercaya.” Abdurrahman bin Kharrasy mengatakan: “Jangan ditulis haditsnya.”  Abu Zur’ah dan Yahya bin Ma’in mengatakan: “Tidak bisa dijadikan hujjah.” Abu Ishaq Al Jauzajaani mengatakan: “Haditsnya tidak memiliki cayaha, tidak bisa dijadikan hujah, dan jangan diikuti.” (Lengkapnya lihat As Siyar, 8/11-31)


4.       Abdul Wahhab bin Husain


Imam Al Hakim berkata tentang beliau: “Majhuul – tidak dikenal.” (Al Mustadrak No. 8590), Al Hafizh Ibnu Hajar juga berkata tentang beliau: “Majhuul .” (Lisanul Mizan, 4/87)


5.       Muhammad bin Tsaabit Al Bunani


Imam Yahya bin Ma’in mengatakan: “Laisa biqawwi – tidak kuat.” Imam Abu Hatim mengatakan: “Tidak bisa dijadikan hujah dan haditsnya munkar.” Abu Zur’ah berkata: “Layyin – lemah.”  (Imam Abdurrahman bin Abi Hatim, Al Jarh wat Ta’dil, 7/217)


Imam An Nasa’i mengatakan: “Dhaif. Imam Ibnu ‘Adi mengatakan: “haditsnya tidak bisa diikuti.” Imam Al Bukhari mengatakan: “Padanya ada yang pertimbangkan.” (Mizanul I’tidal, 3/495)


6.       Al Haarits Al Hamdani


Dia adalah Al A’war (buta sebelah matanya). Kun-yahnya adalah Abu Zuhair.  Dia juga lemah, bahkan sebagian menuduhnya sebagai pendusta. 


Asy Sya’bi berkata: “Bercerita kepadaku Al Haarits Al A’war, dan dia adalah Kadzdzaab – pendusta.” Ibrahim berkata: “Dia tertuduh (sebagai pendusta).” Ibnu Al Madini berkata: “Kadzdzaab.” Yahya bin Ma’in mengatakan: “Dhaif.”  An Nasa’i berkata: “Laisa bilqawwi – bukan orang kuat.” Ad Daruquthni mengatakan: “Dhaif.”  Yahya Al Qaththan mengatakan: “Umumnya apa yang diriwayatkannya tidak terjaga.” Ibnu Hibban berkata: “Beliau orang yang ekstrim tasyayyu’ (condong ke syi’ah), dan haditsnya lemah.” (Mizanul I’tidal, 1/435-437).  


Maka, betapa mengenaskan riwayat ini! Seandainya satu perawi saja yang bermasalah sudah cukup menjatuhkan hadits ini, namun hadits ini  ada enam perawi yang bermasalah, bahkan beberapa di antara mereka ada yang disebut sebagai pemalsu hadits dan pendusta. Oleh karenanya para ulama seperti Imam Adz Dzahabi dalam At Talkhish, Imam Ibnul Qayyim dalam Al Manar Al Munif, Syaikh Al Albani dalam Adh Dhaifah menyebutkan bahwa ini adalah hadits palsu (maudhu’), dan hendaknya kita berhati-hati terhadap riwayat yang semisal ini. (Lihat Syaikh Abdullah Al Faqih, Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah No. 41701. Syaikh Al Albani, As Silsilah Adh Dhaifah No. 6471)


Wa Shallallahu ‘ala Nabiyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Wallahu A’lam
Sumber: faridnuman.blogspot.com | InfoTerpanas.com

facebook comment :

Anda sedang membaca artikel di Info Terpanas dot com tentang Status Hadits Huru Hara Bencana Besar Agustus 2012 (15 Ramadhan 1433 H) dan anda bisa menemukan artikel Status Hadits Huru Hara Bencana Besar Agustus 2012 (15 Ramadhan 1433 H) ini dengan url https://info-panas.blogspot.com/2011/12/status-hadits-huru-hara-bencana-besar.html, anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Status Hadits Huru Hara Bencana Besar Agustus 2012 (15 Ramadhan 1433 H) ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Status Hadits Huru Hara Bencana Besar Agustus 2012 (15 Ramadhan 1433 H) sebagai sumbernya. Anda sangat saya sarankan untuk men-tweet berita ini atau men-share-kannya via Facebook anda. Terima kasih
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!

Posted by: Maskun
InfoTerpanas, Updated at: Kamis, Desember 15, 2011

1 comments:

Anonim mengatakan...

makanya hati2 mentafsirkan hadist kita telusuri dari mana perawi2 keshahehan hadist tersebut

Social Share!

Get Social Share 2.0!

ShareThis