Padahal, menurut Sambiko, paman Azzam, bayi laki-laki sebersat 5,2 Kg itu menghembuskan nafas terakhir sehari setelah diimunisasi BCG alias vaksin untuk tuberkulosis. "Sebelum imunisasi, keponakan saya itu sehat," tukas Sembiko kepada Tribun Lampung, Kamis, (24/5).
Ia pun sangat menyayangkan atas pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu, Endang Budiati, yang menyebutkan bahwa hasil diagnosis tidak ada perdarahan pada bekas suntikan imunisasi di bahu kanan Azzam.
Sebab, masih menurut Sembiko, Endang tidak melihat sendiri kondisi korban saat itu. Selain itu, keadaan Azzam semakin memburuk setelah mendapatkan imunisasi di UPT Puskesmas Pagelaran.
Meski begitu, ia menyatakan bahwa keluarganya tidak menuntut apapun kepada pihak puskesmas. Namun, paling tidak ada itikad baik, misaslnya dengan datang ke rumah korban untuk sekedar silaturahmi atau minta maaf.
Selain itu, ia berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang pada bayi-bayi lainnya. Misalkan bukan dikarenakan vaksinnya, ada kemungkinan cara penanganan petugas puskesmas yang kurang tepat.
"Namun bila meninggalnya Azzam akibat penyakit lain, atau waktu akan diimunisasi kondisinya tidak baik, kenapa imunisasi itu tetap diberikan? Kan sebelumnya didiagnosa terlebih dahulu? ucapnya.
Diskes Pringsewu sendiri telah membentuk tim untuk mengumpulkan informasi terkait meninggalmnya Azzam. Endang sendiri mengatakan bahwa bayi tersebut meninggal lantaran beberapa kemungkinan. Seperti mengalami sepsis (keracunan darah), kondisi medis yang berbahaya atau mengancam nyawa. (Tribun Lampung, 25/5/2012)
Internet Rating: 4.5
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar