Menurut Nuh, tingkat kelulusan UN memang meningkat dan kejadian menyontek terus turun. »Tapi, untuk meningkatkan proses kejujuran siswa dalam mengerjakan soal, harus terus dilakukan pembenahan.”
Prof Djoko Suryo, pengamat pendidikan dan kebudayaan dari UGM, menilai, semakin banyak variasi soal, akan semakin meredam aksi penjual bocoran soal. Namun perubahan dari 5 variasi soal menjadi 20 varian memerlukan kajian tersendiri agar tidak menjadi beban negatif aspek lainnya.
Pemerintah juga harus memperbaiki kinerja panitia pembuat soal, mengingat selama ini masih banyak soal yang salah ketika dibagikan ke peserta ujian. »Jumlah tenaga pembuat soal harus ditambah, dan ini menyangkut biaya lebih besar,” kata dia.
Tahun ini angka kelulusan siswa tingkat sekolah menengah atas dan madrasah aliyah mencapai 99,5 persen dari 1,52 juta peserta UN. Adapun tingkat kelulusan siswa sekolah menengah kejuruan mencapai 99,7 persen dari 1,03 juta peserta UN. Tahun ini tingkat ketidaklulusan lebih rendah dibanding tahun lalu, yang mencapai 7,19 persen atau 67.935 siswa tidak lulus.
Menteri Nuh mengaku senang ada dinamika yang berjalan dengan baik dalam dunia pendidikan jika melihat perkembangan hasil UN dari tahun ke tahun. Dinamika itu, misalnya, dapat dilihat dari kenyataan bahwa dua tahun lalu hasil terbaik UN berturut-turut dipegang oleh Provinsi Bali, tapi sekarang yang terbaik dipegang oleh Provinsi Jawa Timur. (Tempo.co)
Internet Rating: 4.5
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar