"Pencetakan yang ditenderkan kira-kira Rp 900 jutaan," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf di kantor Dewan Pertimbangan Presiden kemarin. Kartu ucapan tersebut, kata Dede, akan dibagikan kepada semua tokoh masyarakat di Jawa Barat. Ia membantah jika ini dikatakan pemborosan. "Biasa aja, selama bukan untuk memperkaya pribadi," katanya.
Apalagi, kata Dede, kartu yang per lembarnya senilai Rp 2.500 itu juga bisa berfungsi sebagai kalender. Menurut dia, pemberian ucapan selamat Idul Fitri dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat bukan hanya tahun ini. "Setiap tahun selalu ada anggarannya," ujarnya. Dede mengatakan ini merupakan kebijakan Gubernur Ahmad Heryawan.
Dalam pengumuman pelelangan umum, pagu anggaran untuk biaya cetak kartu Lebaran disebutkan sebesar Rp 700 juta. Biaya itu belum termasuk ongkos kirim melalui PT Pos Indonesia dan lain-lain.
Menurut PT Pos Indonesia Kantor Besar Bandung, Gubernur Ahmad Heryawan akan mengirimkan sekitar 450 ribu kartu ucapan Lebaran kepada kolega hingga tingkat pejabat RT dan RW di Jawa Barat. PT Pos mematok harga pembuatan prangko prima khusus, yang bergambar jabatan tangan serta foto Ahmad Heryawan mengenakan setelan jas dan yang berbatik, sebesar Rp 2.250.
Dengan sekitar 450 ribu kartu yang akan disebar, paling tidak total untuk membuat prangko mencapai Rp 1,012 miliar. Ditambah pagu Rp 700 juta untuk pembuatan kartu, total biaya ucapan Lebaran kali ini mencapai Rp 1,7 miliar.
"Tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya," ujar Suyud Suhendar, juru bicara PT Pos Indonesia Bandung. "Tahun kemarin bentuk kartu ucapan hanya satu lembar, sekarang ini berbentuk kalender duduk. Wakil Gubernur rencananya juga akan mengirim," ujarnya.
Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat, Doni Ahmad Munir, mengakui, dalam pembahasan anggaran, soal kartu Lebaran itu tidak dibicarakan. "Ini pemborosan."
Menurut Doni, jika niatnya menyapa warga, Gubernur bisa memanfaatkan iklan di media massa, termasuk memanfaatkan TVRI, RRI, atau jika perlu lewat SMS. "Jangan sampai ada kesan untuk meningkatkan popularitas memakai uang rakyat," katanya. Apalagi, meski mengatasnamakan pemerintah, kartu itu dibuat terpisah antara yang bergambar Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf.
Gubernur Ahmad Heryawan mengatakan kartu itu merupakan media silaturahmi. "Kartu pos itu tiap tahun ada. Persoalannya, baru hari ini diributkan. Barangkali karena tahun sebelumnya tidak sebanyak sekarang," katanya kemarin.
Dia mengaku sengaja menggunakan anggaran belanja daerah agar resmi. "Kalau pakai dana pribadi, malah jadi masalah. Dari mana duit Gubernur sebesar itu," katanya. "Kalau dianggap terlalu besar, nanti dikurangi."
http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/08/27/brk,20100827-274351,id.html
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar