Jakarta - Pita adalah pembuka misteri penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandenglang. Pita aneka warna itu bukan sembarang pita, karena mengandung kode khusus.
"Pita yang dipakai beberapa orang itu merupakan kejanggalan. Pita diletakkan di tempat tertentu seperti dada dan lengan. Pita itu merupakan kode dan punya arti. Tidak asal taruh," ujar Wakil Ketua Komnas HAM, Ridha Saleh, dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (13/2/2011).
Dalam penyerangan di Cikeusik yang berhasil direkam Arif, yang saat ini dilindungi LSPK, terlihat orang yang memakai pita hijau maupun biru. Mereka menyematkan pita itu di lengan maupun di dada.
"Warna itu menunjukkan identitas. Sedangkan letak pita menunjukkan peran. Pita di dada itu menunjukkan peran apa, di lengan apa," lanjut Ridha.
Dugaannya apa? "Dugaan saya, yang menaruh pita di dada itu seperti korlap. Ini masih dugaan. Karena jumlahnya lebih sedikit dan lebih aktif, kelihatan memimpin," kata Ridha.
Bagaimana dengan warna pita, apakah benar pitau hijau sebagai pengarah, pita biru sebagai simpul massa dan pita di lengan kiri adalah penyerang? "Itu masih belum. Semua masih dugaan. Perlu penyelidikan untuk mengungkap ini," imbuh pria yang tergabung dalam tim investigasi khusus kasus penyerangan di Cikeusik.
Aksi kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah terjadi di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten pada Minggu (6/2) siang. Ribuan warga mendatangi kampung tersebut dan melempari rumah jamaah Ahmadiyah. Jemaat Ahmadiyah yang datang dari Jakarta ke Cikeusik, Pandeglang, Banten, pada penyerangan pekan lalu berjumlah 17 orang. Empat di antaranya masih belum diketahui keberadaannya. Dalam peristiwa penyerangan itu, 3 orang tewas dan 6 orang luka-luka. DetikNews
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar