"Dalam UN tahun ini ada lima paket soal, berbeda dengan tahun lalu yang hanya dua paket," kata Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Semarang, Sutomo di Semarang, Senin.
Menyikapi mekanisme baru UN itu, ia mengatakan paket soal yang semakin banyak memang mengurangi potensi kecurangan, sebab sangat sulit bagi sekolah sekalipun untuk berlaku curang.
Ia membandingkan dengan mekanisme pelaksanaan UN tahun lalu yang hanya mengujikan dua paket soal, yakni A dan B, sementara tahun ini ada lima paket soal, yakni A hingga E. "Logikanya seperti ini, kalau ada lima paket soal, apakah mudah bagi sekolah membantu siswa mengerjakan semua soal, apalagi kelima paket pasti memiliki soal yang berbeda," katanya.
Selain mengurangi potensi terjadinya kecurangan, Sutomo menilai mekanisme kelulusan sekolah yang diterapkan tahun ini juga lebih memudahkan siswa dibanding mekanisme tahun lalu. Ia mengatakan formulasi kelulusan siswa pada tahun ini dilakukan dengan menggabungkan nilai UN dan nilai sekolah, keduanya tak lagi dinilai secara terpisah seperti tahun lalu.
"Ini kemungkinan terburuk, misalnya siswa mendapatkan nilai matematika 3 dan IPA sebesar 1,5 dan kemungkinan lulus ada jika nilai rata-rata setelah penggabungan memenuhi ketentuan," katanya.
Kendati menilai mekanisme kelulusan siswa tahun ini lebih meringankan, ia mengaku tetap menyiapkan siswa sebaik-baiknya dalam menghadapi UN, seperti halnya tahun lalu.
"Siapa yang tidak ingin siswanya mendapatkan nilai terbaik dalam UN. Kami tetap mempersiapkan siswa, apalagi sekolah kami ini rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)," kata Sutomo.
Senada dengan itu, Kepala SMP Negeri 5 Semarang, Suharto juga mengatakan potensi kecurangan dalam pelaksanaan UN justru semakin kecil dengan semakin banyaknya paket soal.
Dalam UN tahun ini ada lima paket soal, kata dia, kalau dalam satu kelas ada 20 siswa, maka
setiap empat siswa soalnya berbeda, mereka sulit melakukan kerja sama dalam mengerjakan soal.
"Setiap siswa tentu lebih berkonsentrasi untuk mengerjakan soalnya sendiri, mau mencontek temannya soalnya berbeda, bahkan perbedaannya sampai lima paket soal," kata Suharto. Republika
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
1 comments:
salah bro...
yang berpikir seperti itu jika bukan orang naif, ,orang bodoh yang tidak tau kondisi lapangan, atau orang-orang yang sengaja melakukan pencitraan agar terkesan UN lebih bersih.
makin banyak paket soal --> tingkat kepanikan masyarakat dan sekolah dan bimbel meningkat --> permintaan soal dan kunci jawaban meningkat --> harga kunci jadi lebih mahal dan lebih laku
disatu sisi ada yang panen citra UN terkesan lebih ketat, lebih bersih, disisi lain ada yang panen uang karena dagangannya laku.
korbannya ya masa depan bangsa. tapi kan... itu bukan urusan saya toh saya tidak lagi menjabat dan anak saya sekolah diluar negeri, toh pada saat itu saya sudah kaya dari 5juta rp per kunci jawaban
Posting Komentar