Sebelumnya pada hari Kamis, mantan bendahara partai Demokrat itu mengatakan kepada pers bahwa dia lupa semua yang dia katakan selama wawancara TV saat ia melakukan dari luar negeri. Dalam wawancara ia menuduh beberapa tokoh, termasuk ketua partai Anas Urbaningrum, melakukan korupsi dan pembelian suara.
Nazaruddin ditangkap di Cartagena, Kolombia, pekan lalu dan dibawa pulang ke Indonesia pada Sabtu, hampir tiga bulan setelah dia meninggalkan Indonesia.
Pengacara senior dan aktivis HAM Todung Mulya Lubis mengatakan pada hari Jumat di Jakarta bahwa penolakan Nazaruddin untuk menjelaskan pernyataan sebelumnya di TV kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam melakukan penyelidikan dapat ditafsirkan sebagai obstruksi keadilan.
"Dia memiliki kewajiban untuk mengungkapkan apa yang dia mengatakan kepada media," kata Todung selama kunjungannya ke markas KPK. Todung didampingi oleh puluhan tokoh lain yang datang untuk menyuarakan dukungan mereka.
Di antara yang hadir analis politik Ikrar Nusa Bhakti, mantan pemimpin KPK Erry Riyana Hardjapamekas, ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri dan Korupsi Yudisial Taskforce Mas Achmad anggota "Ota" Santosa.
Ikrar bergema pernyataan Todung, mengatakan bahwa Nazaruddin harus bekerjasama dengan penegak hukum, bukan menghambat penyelidikan.
Dia mengatakan itu tampaknya karena ada kecenderungan saat ini tersangka korupsi untuk melupakan apa yang telah mereka lakukan dan / atau berkata ketika mereka ditanya tentang peran mereka dalam kasus korupsi.
"Ini telah menjadi tren sejak Nunun mengatakan dia menderita amnesia," kata Ikrar, mengacu pada buronan korupsi Nunun Nurbaeti, tersangka utama dalam kasus suap berpusat pada pemilihan calon atas pekerjaan Bank sentral pada tahun 2004.
Para pengunjung mengatakan mereka takut KPK akan menghadapi "serangan dari pasukan pro-korupsi".
Ota mengatakan KPK harus mampu memperluas penyelidikan ke Nazaruddin untuk menyelidiki dugaan penyalahgunaan anggaran besar di DPR dan korupsi dalam proyek pengadaan pemerintah.
"Jangan berhenti di Nazaruddin," katanya. "Ada pemain lain di luar sana."
Secara terpisah, Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan menanggapi surat dari Nazaruddin meminta dia untuk melindungi istri kedua dan anak-anak.
Pengacara Nazaruddin yang sebelumnya mengatakan bahwa kliennya telah menulis surat kepada Yudhoyono mengatakan bahwa ia bersedia menjadi dipenjara "selama bertahun-tahun" selama istri dan anak-anak aman.
Tiga anak dilaporkan di Kuala Lumpur dengan ibu mereka, Neneng Sriwahyuni, yang juga dinyatakan sebagai tersangka korupsi oleh KPK.
"Nazaruddin sekarang sedang diselidiki oleh KPK dan karenanya setiap urusan yang berkaitan dengan kasusnya adalah untuk aparat penegak hukum untuk menangani," kata Sudi dalam sebuah pernyataan.
"Ini tidak diperlukan untuk Nazaruddin takut untuk keluarganya karena Indonesia adalah bangsa yang menghormati hukum, keadilan dan hak asasi manusia," kata Sudi.
Nazaruddin diangkat menjadi tersangka dalam kasus penyuapan profil tinggi terkait dengan proyek konstruksi Wimma Atlet SEA Games Palembang, Sumatera Selatan.
KPK telah mengatakan bahwa Nazaruddin diduga memainkan peran dalam kasus korupsi yang melibatkan proyek-proyek pemerintah yang berbeda 35 di beberapa departemen, bernilai total Rp 6.037 trilyun (US $ 706.330.000). (TheJakartaPost)
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar