Lho, kok bisa?”
“Yaaaa bisalah…”
“Ngaco kamu.”
“Sumpah!” “
Nggak usah sumpah, deh! Kalo ngomong yang masuk akal aja…!”
Ia pun melanjutkan ceritanya bahwa istrinya baru saja melakukan operasi hymenoplasti di Singapura. Menurutnya, ia menghabiskan biaya yang kalau dirupiahkan sekitar hampir 30 jutaan, bla-bla-bla…
“Terus terang saya pada awalnya tidak tertarik, tapi setelah mendapatkan informasi dari seorang teman yang istrinya sudah lebih dulu memermak pusakanya dan katanya hasilnya maknyuss, saya jadi tergoda juga. Kalo mamanya Eflin (maksudnya istrinya) kan nurut aja.. ha ha haa…”
Cerita tentang operasi keperawanan ini sebenarnya bukanlah hal baru. Menurut seksolog Dr Wimpie Pangkahila, sekarang ini memang banyak wanita ingin dioperasi atau memermak kembali selaput daranya dengan alasan yang beragam. Ada yang ingin memuaskan suami, ada pula yang sengaja melakukanya supaya dianggap masih perawan ketika menikah.
Sudah tentu, operasi keperawanan yang dilakukan oleh istri sang kawan tadi untuk memenuhi permintaan suaminya. “Saya sebenarnya enggak mau. Saya pikir buat apa, anak sudah dua. Tapi papanya Eflin yang desak terus,” kata istri kawan saya itu malu-malu.
Bagi wanita yang telah bersuami mungkin operasi seperti ini tak akan menimbulkan kontroversi. Akan tetapi, dewasa ini tren tersebut justru banyak diminati oleh wanita yang belum bersuami. Tidak menutup kemungkinan, ada saja “gadis bukan perawan” yang melakukan operasi seperti ini untuk mengelabui pria yang akan menikahinya kelak.
Menurut Wimpie, ketidaktahuan masyarakat terhadap perawan atau tidaknya seorang wanita, membuat operasi selaput dara atau hymenoplasti sangat marak. Para wanita berupaya operasi alat vitalnya supaya bisa mengelabui pria yang akan menikahinya. Pendapat Wimpie ini senada dengan seksolog Dr Boyke Dian Nugraha.
Sebenarnya, tren wanita yang ingin operasi selaput dara lantaran pria di Indonesia banyak yang menginginkan calon istrinya itu masih perawan. Dari hasil survei yang dilakukan Dr Boyke, setidaknya 70%-80% pria di Indonesia menginginkan calon istrinya masih gadis alias perawan. Nah persepsi inilah yang membuat para wanita di Indonesia yang sebelumnnya pernah melakukan hubungan seks khawatir jika menikah. Tidak heran, banyak wanita kemudian memilih operasi selaput dara. Dengan operasi hymenoplasti, kata Boyke, otot-otot keperawanan menjadi kembali seperti semula. Kencang dan bisa mengeluarkan darah layaknya hubungan seks pertama. Masya Allah…
“Alasan agar malam pertama tetap mengeluarkan darah itulah yang ditemukan pada sebagian besar pasien hymenoplasti,” beber Dr. Boyke yang juga membuka praktik hymenoplasti. Karena alasan itu pulalah, maka hymenoplasti banyak dilakukan oleh perempuan muda yang hendak menikah. Entah mereka yang memang sudah terbiasa melakukan seks bebas, akibat trauma kecelakaan, atau korban perkosaan. Prinsipnya mereka ingin membahagiakan suami pada malam pertama dengan menunjukkan darah keperawanan.
Jika itu alasannya, maka sama saja dengan mengelabuhi suami terlepas dari tujuannya untuk membahagiakan. Kalau memang sudah tidak perawan, sudahlah! Oleh karena itu pelaku praktik operasi seperti ini haruslah memperketat kriteria pasiennya.
Menurut dr. Boyke, pasien yang diterimanya kebanyakan remaja yang jadi korban perkosaan atau remaja yang ingin bertobat yang kemudian ingin menikah. “Pasien yang datang ke tempat saya harus ditemani orangtua. Dan harus menyertai visum dari rumah sakit. Karena saya melakukan operasi hanya ingin membantu korban perkosaan dan remaja yang ingin merubah dirinya dari pergaulan bebas,” jelasnya.
jfl;kqaf
Boike juga menjelaskan, para dokter yang menangani operasi selaput dara di Indonesia sepakat tidak mau melayani pasien yang tidak didampingi orangtua.
Selain operasi, ternyata ada lagi cara lain untuk bisa menjadi perawan. Yaitu dengan cara menggunakan selaput dara palsu. Alat ini belakangan marak digunakan di Eropa, Asia, hingga ke Timur Tengah.
Salah satu merek selaput dara palsu itu adalah Gigimo. Selaput dara palsu buatan China tersebut diyakini bisa membuat vagina wanita layaknya perawan dan bisa mengeluarkan cairan seperti darah perawan. Alat itu sudah masuk ke Indonesia dengan cara diselundupkan. Alat selaput dara ini membantu wanita yang ingin menjadi perawan secara “instan”. Namun demikian keberadaan alat ini di Timur Tengah menuai protes karena berpotensi untuk disalahgunakan.
Semoga saja di Indonesia upaya untuk kembali menjadi perawan hanya digunakakan bagi wanita yang telah bersuami. Karena jika tidak maka akan banyak gadis perawan palsu yang berpotensi mengelabuhi suaminya kelak jika menikah. “Kalau sudah menikah dan punya anak seperti kami ini kan mungkin bermaksud agar perkawinan lebih maknyuss aja. Jadi ingat malam pertama saat dia masih perawan, he he he… ” tandas sang kawan. (Forumkami.net)
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar