IMEMC dan berbagai media Timur Tengah lainnya melaporkan kemarin, 2 September 2011, bahwa para pemukim atau pendatang haram Yahudi dari berbagai negara yang menetap di tanah Palestina yang terjajah itu kini tengah melakukan persiapan habis-habisan untuk menghadapi demonstran Palestina, termasuk dengan melatih anak-anak mereka memegang senjata.
Kelompok-kelompok Yahudi ekstrimis dikabarkan menyiapkan kemungkinan tempur “anak lawan anak, wanita lawan wanita” sebagai bagian dari strategi mereka menyerang dan melumpuhkan penduduk Palestina yang tak bersenjata di Tepi Barat dan Al-Quds (Jerusalem Timur) yang Dijajah.
Para pendatang dan pemukim Yahudi yang tinggal di daerah-daerah Palestina yang dijajah ini memang sebagian besarnya bersenjata dan terlatih berperang.
Saat ini mereka miliki sedikitnya 500 ribu batang senjata laras panjang, dan amunisi yang hampir dapat dikatakan tidak terbatas.
Sejumlah organisasi pendukung Yahudi membenarkan bulan lalu, demikian IMEMC, sudah sejak bulan lalu mereka mempersiapkan rencana penyerangan ke kawasan warga Palestina demi meredam kemungkinan demonstrasi massa menuntut proklamasi Palestina merdeka.
Rencana-rencana seperti ini tentunya akan berbuntut pada konfrontasi langsung antara para pendatang haram ini dengan warga Palestina, dan dapat menyebabkan jatuhnya korban dalam jumlah besar.
Anggota Knesset
Tokoh utama di balik rencana-rencana penyerangan ini adalah anggota Knesset, Michael Ben-Ari, dari National Union Party (Ichud Leumi) dan para pemukim haram yang tergabung dalam organisasi seperti Hilltop Youth Movement, dan pendukung gerakan Kahane Chai yang merupakan pecahan dari kelompok teroris bernama Kach.
‘Menteri Luar Negeri Israel’ Avigdor Lieberman dahulunya bagian dari Kach, dan sewaktu menjadi anggota Knesset dia kerap menyerukan pengusiran semua orang Arab dan Palestina karena menganggap mereka “ancaman demografis terhadap Israel.”
Juga termasuk dalam rencana penyerangan para pemukim dan pendatang haram Yahudi ini adalah operasi-operasi kekerasan di berbagai kota dan desa Palestina di Tepi Barat dan Al-Quds.
Slogan mereka, “Mari kita ubah September dari suatu ancaman menjadi kesempatan bersejarah untuk mengganti aturan main (dengan Palestina).”
Mereka juga mengancam, “Kalau PBB resmi menerima berdirinya negara Palestina merdeka, maka ratusan ribu orang Palestina mungkin akan turun ke jalan-jalan untuk merayakan dan mungkin akan mendekati kawasan-kawasan pemukiman…dan ini akan mendorong para serdadu Israel untuk menembaki mereka dan ini dapat menyebabkan rusaknya situasi keamanan, dan orang-orang Palestina mungkin akan meneruskan penyerangan terhadap pemukiman-pemukiman.”
Karena itulah, mereka merencanakan mengatur wanita pemukim Yahudi untuk maju berhadap-hadapan dengan wanita Palestina, dan anak-anak Yahudi untuk menghadapi anak-anak Palestina.
Sementara itu, para pendatang haram Yahudi yang laki-laki, dan bersenjata penuh, akan “menghadapi para demonstran lelaki Palestina.”
“Kami siapkan rencana kami sendiri, kami ambil keputusan kami sendiri,” demikian pernyataan Ben-Ari.
Para pemukim dan pendatang haram Yahudi ini sudah beratus-ratus kali melakukan penyerangan terhadap warga Palestina, terutama di beberapa desa di Tepi Barat, termasuk dengan membakari ratusan hektar ladang dan bahkan masjid-masjid warga Palestina. (GP/Sahabat Al-Aqsha)
(Sumber)
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar