Selasa, 01 November 2011

SBY: Saya Pluralis, dan saya menolak syariat Islam!

SBY: Saya Pluralis, dan saya menolak syariat Islam!
Susilo bambang Yudhoyono
Video ini sudah beredar lama di alam maya, namun banyak yang tidak tahu dan mengetahuinya, arrahmah.com mengangkatnya kembali agar ini menjadi pelajaran bagi mereka yang memilih presiden yang anti syariat Islam dan dampak bagi kehidupannya kedepan.

Anti syariat Islam adalah hal yang membatalkan keislaman seseorang, dan begitulah kaidah syariatnya. Karena ucapanya dan tindakanya melenceng dari Islam itu sendiri. Semoga rakyat Indonesia bisa melihat realita ini, karena kebohongan pasti akan selalu terungkap, walaupun ditutup-tutupi, semoga Allah menjaga ummat islam Indonesia dari pemimpin yang zhalim. Amin

DIALOG antara SBY dengan komunitas keturunan Cina yang berlangsung 1 Juni 2004, berarti terjadi setelah pemilu legislatif, dan pilpres putaran pertama berlangsung sebulan kemudian.

Bisa disimpulkan, komunitas Cina yang berdialog dengan SBY sebagai kandidat Presiden RI ke-6 kala itu, adalah Cina non Muslim. Karena, masalah utama yang mereka tanyakan adalah berkenaan dengan komitmen SBY seputar penerapan Syari’at Islam. Dan SBY secara tegas memposisikan diri sebagai pluralis dan nasionalis yang tidak setuju Syari’at Islam.

Dari dialog ini juga muncul kesan, bahwa PBB pimpinan Yusril Ihza Mahendra (kala itu, kini dipimpin MS Ka’ban), juga berada dalam posisi yang sama dengan SBY, yaitu menolak Syari’at Islam. Oleh karena itu, bisa dimengerti mengapa PBB pada pemilu 5 April 2004, perolehan suaranya terus menurun dibanding lima tahun sebelumnya.

Komunitas Cina yang berdialog dengan SBY kala itu, dicitrakan dari kalangan pengusaha, yang sangat berpengaruh di dalam roda perekonomian nasional. Mereka, tokoh Cina (dan tokoh Kristen-Katholik), memberikan kesan bahwa keberhasilan Partai Demokrat, terutama di Jakarta, adalah hasil kerja keras mereka. Untuk itu, mereka menagih janji sekaligus memberikan pressure kepada SBY yang diperkirakan akan memenangkan pilpres.

Tidak hanya itu, mereka juga menggertak : akan memutar haluan memilih Mega bila aspirasinya tidak diakomodasi.

Perlu juga diketahui, jumlah keturunan Cina di Indonesia – sebagaimana disampaikan Duta Besar RI untuk Cina, Sudrajat– berjumlah lebih dari 10 juta orang. Dengan demikian, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keturunan Cina terbesar di dunia selain RRC. Oleh karena itu, untuk mempererat hubungan budaya, dalam memperingati Tahun Baru Imlek 2558 yang jatuh pada 18 Februari 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri perayaan Imlek nasional di Arena Pekan Raya Jakarta, 28 Februari 2007 (Kompas Senin 22 Januari 2007, hal. 2, Kilas Politik & Hukum).

Kalau terhadap penduduk berjumlah 10 juta saja SBY begitu sibuk – malah seperti terbungkuk-bungkuk– mengakomodasi aspirasinya, seharusnya terhadap jumlah penduduk yang jauh lebih besar, SBY pun mau memperlakukannya dengan lebih terhormat. Bila tidak, itu namanya diskriminasi, bahkan mendorong terjadinya tirani minoritas atas mayoritas. Juga, tidak sesuai dengan asas ke-bhineka-tunggal-ika-an atau pluralisme yang dipahami SBY selama ini.

Sekiranya sikap anti-diskriminasi dijalankan secara konsisten, mengapa terjadi politik diskriminasi pemerintahan SBY-Kalla dalam kasus Poso berdarah misalnya, dengan tidak menegakkan hukum terhadap 16 orang otak konflik Poso, sebagaimana kesaksian terpidana mati pelaku pembantaian, Tibo. Sikap SBY terhadap kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, dengan berlepas tangan dan menilai peristiwa tersebut sebagai kebiadaban luar biasa. Tetapi setelah jadi Presiden, SBY tidak melakukan apapun untuk mengatasi berbagai kekejaman di tanah air, bahkan melestarikan kekejaman yang sama di Poso terhadap masyarakat yang tidak mengerti persoalan sebenarnya.

Apabila SBY hendak bersungguh-sungguh menegakkan Pancasila dan konstitusi NKRI. Pertanyaannya, bukankah konstitusi dan Pancasila tidak melarang penegakan Syari’at Islam di lembaga negara? Mengapa pemerintahan SBY-Kalla, dari berbagai indikasi inkonstitusional, justru memerangi upaya penegakan Syari’at Islam, sebagaimana dikatakan di hadapan komunitas Cina dan Kristen di Jakarta itu? Apakah SBY-Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden bagi komunitas Kristen dan Cina atau bagi rakyat Indonesia seluruhnya?

nb: Acara ini diadakan sebelum pemilihan presiden dan diskusi ini dihadapan kaum kristen Indonesia
(Arrahmah.com, Risalah Mujahidin Edisi 6 Th. I Saffar 1428 H (Maret 2007 M), hal. 35-36.)

facebook comment :

Anda sedang membaca artikel di Info Terpanas dot com tentang SBY: Saya Pluralis, dan saya menolak syariat Islam! dan anda bisa menemukan artikel SBY: Saya Pluralis, dan saya menolak syariat Islam! ini dengan url https://info-panas.blogspot.com/2011/11/sby-saya-pluralis-dan-saya-menolak.html, anda boleh menyebarluaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel SBY: Saya Pluralis, dan saya menolak syariat Islam! ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link SBY: Saya Pluralis, dan saya menolak syariat Islam! sebagai sumbernya. Anda sangat saya sarankan untuk men-tweet berita ini atau men-share-kannya via Facebook anda. Terima kasih
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!

Posted by: Maskun
InfoTerpanas, Updated at: Selasa, November 01, 2011

0 comments:

Social Share!

Get Social Share 2.0!

ShareThis