Syiah merupakan satu aliran yang mengkafirkan para sahabat Nabi SAW, seperti Abu Bakar dan Umar. Syiah juga mengkafirkan kaum muslimin di luar kelompoknya, khususnya Ahlussunnah wal Jama'ah, dan menghalalkan darah mereka. Maka wajarlah jika pemerintah Saudi mengambil sikap tegas ini.
Pemerintah Saudi juga sudah mulai menutup masjid-masjid yang menjadi tempat berkumpulnya kaum Syi'ah di sana. Misalnya saja, Masjid Ismail di Khobar sudah dinyatakan tertutup untuk umum. Pemerintah Saudi memagarinya dengan tembok besar di depan masjid tersebut.
Aparat keamanan Saudi juga terus berjaga-jaga di depan masjid tersebut, dan sudah mengeluarkan larangan resmi kepada warga untuk datang lagi ke tempat itu, dengan tujuan apapun.
Sikap tegas pemerintah Saudi ini banyak didukung oleh para ulamanya. Misalnya Imam besar Masjid al-Haram, Makkah al-Mukarramah, Syaikh Adil ibn Salim al-Kalbani menyatakan kafirnya para ulama madzhab Syiah.
Sikap Syi'ah terhadap Abu Bakar dan Umar : Mengkafirkan keduanya dan orang yang mencintai keduanya, mendoakan keburukan, mencaci, dan melaknat mereka.
"Masalah kafirnya orang-orang Syiah (pengikutnya) itu masih mungkin untuk didiskusikan. Tetapi, saya sendiri memandang para ulama mereka adalah orang-orang kafir tanpa pengecualian," demikian dikatakan al-Kalbani dalam sebuah acara bertema "fi as-shamim" yang dibesut oleh kanal BBC edisi bahasa Arab pada Senin (4/5) kemarin.
Al-Kalbani juga menyatakan, sebab itulah ulama-ulama Syiah tidak layak untuk menjadi anggota pada Lembaga Pembesar Ulama (Hay'ah Kubbar al-Ulama) yang menjadi pucuk tertinggi lembaga keagamaan di Saudi Arabia.
Sikap al-Kalbani dan beberapa ulama Saudi Arabia yang mayoritas menganut faham Salafi sangatlah berbeda dengan mayoritas ulama al-Azhar di Mesir yang menganut madzhab Sunni-moderat.
Beberapa ulama al-Azhar banyak yang menulis buku-buku yang mengkaji tentang Syiah di bawah tema besar Taqrib bayna al-Madzahib (Pendekatan Antar Madzhab), semisal Syaikh al-Baquri, Syaikh Mahmud Syaltut, Syaikh Rajab al-Banna, dan lain-lain.
Rektor al-Azhar sekarang, Prof. Dr. Ahmad at-Thayyib sendiri secara tegas menyatakan, "kami (al-Azhar) membukakan jendela rumah kami untuk berbagai macam cakrawala pemikiran seluas-luasnya, tanpa harus terpengaruh dan mengikuti pemikiran-pemikiran tersebut secara taklidi."
Syiah mengalami perkembangan yang luas di beberapa negara Arab, di antaranya Iraq, Syiria, dan Lebanon. Bahkan di Indonesia, aliran ini pun sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. (PurWD/syh-ind/era) Voa-Islam
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar