Akibat aksi bejatnya itu, Sumari akhirnya harus mendekam di balik jeruji Mapolrestro Jakarta Utara, setelah dilaporkan orangtua korban kepada petugas kepolisian, Jumat (30/9/2011). Dalam laporannya, orangtua korban juga ikut menyertakan hasil visum dari RSCM yang menunjukkan luka di alat kelamin korban. Selain itu, juga terdapat ceceran sperma yang menempel di celana korban.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, terungkapnya kasus ini bermula ketika RM (35), orangtua korban tengah mencuci baju. Usai mencuci baju, dia baru sadar jika anaknya, Bunga (5), bukan nama sebenarnya, tidak berada di rumah. Setelah tidak menemukan sang anak di rumah, RM akhirnya mencari Bunga di luar rumah.
Saat tengah berkeliling mencari Bunga, RM mendapati sandal Bunga yang berada di rumah kontrakan yang dihuni Sumari yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya. Dia pun lantas mengetuk pintu rumah Sumari.
"Saat saya mengetuk pintu, Sumari bilang, sebentar. Saya sempat mengintip melalui jendela dan melihat anak saya berada di belakang Sumari yang akan membukakan pintu rumahnya. Saat pelaku membuka pintu, anak saya berteriak kesakitan," ujar RM, Jumat (30/9/2011).
Penasaran dengan apa yang dialami anaknya, RM pun sempat berbicara dengan Sumari menyanakan perihal anaknya. Sontak RM sangat terkejut ketika Sumari mengaku telah menggauli anaknya.
"Dia (Sumari) bilang sudah nidurin anak saya, lalu celananya dibuka. Saya pun marah dan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian," katanya.
Terlebih, RM pun menyertakan hasil visum dari RSCM yang menyatakan, jika kemaluan anaknya telah robek dan terdapat ceceran sperma di celana Bunga. "Saya sedih mas, baru kemarin anak saya ulang tahun," katanya sambil berurai air mata.
RM menuturkan, anaknya mengaku sudah tiga kali disetubuhi oleh Sumari, sejak yang bersangkutan bermukim di kawasan tersebut sejak enam bulan lalu.
"Pelaku sempat mengajak damai. Tapi, saya tolak dan saya bilang, kamu harus mempertanggungjawabkannya dan berususan dengan polisi," uacapnya.
RM menambahkan, sejak ditinggal ayahnya yang meninggal sejak sembilan tahun lalu, korban memang cepat akrab dengan lelaki.
Sementara itu, Isngadi (43) Ketua RT 12 RW 09 Warakas, membenarkan kejadian asusila yang menimpa warganya. Peristiwa itu terjadi di kontrakan Sumari, yang letaknya berdekatan dengan rumah korban.
"Kontrakan Sumari dihuni delapan orang yang seluruhnya sopir angkot. Mungkin pada siang hari kontrakan itu sepi, sehingga Sumari bisa leluasa menjalankan aksinya pada siang hari," ujarnya. (Kompas.com)
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar