Semewah hotel bintang lima terkemuka, di dalamnya dilengkapi fasilitas kesehatan, gimnastik, studio tari, ballroom, sejumlah lounge, bioskop dengan 50 tempat duduk, sembilan lift, dan setidaknya ada satu kolam renang.
Bangunan setinggi 173 meter ini juga memiliki tiga helipad di atap. Sementara di bagian bawah, tersedia area parkir yang mampu memuat 160 mobil sekaligus. Rumah supermewah ini juga dilengkapi taman gantung empat lantai, yang dirancang untuk menjaga ruangan tetap dingin di musim panas dan hangat di musim dingin. 'Antilia' bahkan dinobatkan sebagai rumah termahal di dunia.
Namun, kontras dengan segala kemewahannya, rumah itu kini kosong melompong, dibiarkan tanpa penghuni. Sang triliuner, istrinya Nita, dan dua anaknya menolak pindah.
Spekulasi lantas beredar, keluarga Ambani dilaporkan gagal menyesuaikan bangunan rumahnya yang supermewah dengan prinsip arsitektur India kuno, vastu shastra -- feng shui versi Hindu. Mereka menolak pindah karena khawatir akan bernasib sial.
Memang, Antilia telah digunakan untuk menjamu tamu-tamu penting -- menonton film terbaru, makan malam di ballroom dan dilayani staf yang dilatih jaringan hotel mewah, Oberoi.
Namun, setelah pesta usai, pemiliknya kembali ke rumahnya yang lama. Tak pernah bermalam di sana. Alih-alih menghuni rumah impian mereka, keluarga Ambani memilih kembali ke tempat tinggal lamanya, apartemen 14 lantai, berbagi dengan keluarga lain yang tinggal di lantai berbeda.
Vastu, sebuah filosofi panduan membangun kuil Hindu, menekankan pentingnya sebuah bangunan menghadap ke matahari terbit. Dan, meski biaya yang dikeluarken mencapai triliunan rupiah, belakangan baru disadari, sisi Timur Antilia tak punya banyak jendela atau ruang terbuka yang memungkinkan penghuninya menerima sinar matahari pagi yang cukup.
Saat dikonfirmasi, Tushar Pania, juru bicara Reliance Industries milik Ambani, menepis kabar itu, dan mengatakan, bahwa keluarga Ambani enggan tinggal di Antilia sebagai gosip.
Tahun lalu, saat Antilia hampir selesai, ribuan kritik datang dari warga Mumbai, yang menilai bangunan itu sebagai obyek pamer. Tak pantas dibangun di negara yang sebagian besar masyarakatnya hidup dengan biaya kurang dari US$2 per hari. (umi)(Vivanews.com)
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar