Sesungguhnya, Allah menjanjikan surga dengan segala puncak kenikmatannya demi kebahagiaan segenap orang-orang mukmin di dunia dan di akhirat. Sejak di dunia orang-orang beriman mendapatkan kebahagiaan, karena selalu beramal shalih demi cita-cita yang mulia di akhirat. Dari iman dan amal shalih yang mereka laksanakan, Allah membalas kebaikan mereka di dunia sebelum nanti di akhirat juga akan diberi balasan kebaikan,
Berikut ini gambaran surga, sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah di dalam Alquran, oleh Rasulullah di dalam hadits-hadits beliau, dan beberapa keterangan dari para salafush shalih:
1. Pintu-pintu yang bermacam-macam; ada pintu shalat, pintu jihad, sedekah, pintu ar-Rayyan yang dikhususkan bagi ahli puasa dan pintu-pintu yang lainnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam pernah menjelaskan bahwa,
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوَضُوْءَ ثُمَّ يَقُوْلُ:
“Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ الله وَرَسُوْلُهُ
‘Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya‘,
إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
“melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dia (dipersilahkan) masuk dari pintu mana saja yang dia kehendaki.” (H.R. Muslim, no. 234).
2. Tingkatan-tingkatan surga.
Tingkatan tertinggi adalah surga yang khusus untuk nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam di tempat yang paling tinggi di Surga Firdaus.
Kemudian surga para Nabi, surga para mukminin yang beriman kepada segenap Rasulullah, kamar-kamar mereka berada tinggi di atas, mereka menyaksikannya bagaikan menyaksikan bintang “كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ” yang melintas di atas, jauh di ufuk langit di sebelah timur atau barat, yang mana antara satu dengan yang lainnya tidak sama.
Tingkatan surga itu lebih dari seratus dan bagi pembaca dan penghafal al-Qur`an dipersilakan naik ke derajat-derajat berikutnya sesuai jumlah bacaan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
هُمْ دَرَجَاتُُ عِندَ اللهِ وَاللهُ بَصِيرُُ بِمَا يَعْمَلُونَ
“(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Ali Imran: 163).
Bahkan bagi para syuhada`, mereka mendapatkan surga bertingkat seratus, antara tingkat yang satu dengan berikutnya setinggi antara langit dan bumi.
3. Tanah di surga adalah Misk (kasturi).
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam menceritakan tentang mi’raj beliau Shallallahu ‘alahi wa Sallam,
أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيْهَا جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ.
“Saya dimasukkan ke surga, ternyata di dalamnya ada kubah-kubah dari mutiara dan tanahnya dari misk (kasturi).” (H.R. al-Bukhari).
Ibnu Shayyad pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam tentang tanah di surga, maka beliau menjawab, “Pasir lembut yang putih, misk yang murni,” (H.R. Muslim: 2928).
4. Istana-istana megah dan indah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke istana-istana yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (Ash-Shaff: 12).
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bercerita,
دَخَلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا أَنَا بِقَصْرٍ مِنْ ذَهَبٍ، فَقُلْتُ: لِمَنْ هذا؟ فَقَالُوْا: لِرَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ. فَمَا مَنَعَنِيْ أَنْ أَدْخُلَهُ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ إِلَّا مَا أَعْلَمُ مِنْ غَيْرَتِكَ. قَالَ: وَعَلَيْكَ أَغَارُ يَا رَسُوْلَ الله؟
“Saya pernah masuk surga, tiba-tiba saya berada dalam sebuah istana emas, saya bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Milik seseorang dari Quraisy (Umar bin al-Khaththab)’.” “Tidak ada yang menghalangiku untuk memasukinya wahai Ibnu al-Khaththab, kecuali karena apa yang saya ketahui dari kecemburuanmu.” Umar mengatakan, “Apakah kepadamu aku cemburu wahai Rasulullah?” (H.R. al-Bukhari, no. 7024 dan Muslim, no. 2394).
Sebuah contoh lain yang menceritakan kondisi istana di surga; malaikat Jibril ‘alaihissalam pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam dan berkata kepada beliau,
“Khadijah akan datang kepadamu membawa bejana berisi lauk pauk, makanan, dan minuman. Apabila dia datang, maka sampaikanlah salam dari Rabbnya dan dariku, lalu berilah kabar gembira kepada-nya dengan sebuah istana di surga dari mutiara berongga, tiada hiruk pikuk maupun keletihan di dalamnya.” (H.R. al-Bukhari, no. 3821 dan Muslim, no. 2432).
5. Kamar-kamar di surga;
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِّن فَوْقِهَا غُرَفٌ مَّبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ وَعْدَ اللهِ لاَ يُخْلِفُ اللهُ الْمِيعَادَ
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya mereka mendapat kamar-kamar (di surga), di atasnya dibangun pula kamar-kamar yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.” (Az-Zumar: 20).
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya di dalam surga ada kamar-kamar, luarnya terlihat dari dalamnya, ruang dalamnya tampak dari luarnya.” Seorang badui bertanya, “Untuk siapa itu?” Beliau Shallallahu ‘alahi wa Sallam menjawab, “Untuk orang yang indah tutur katanya, suka memberi makan, selalu ber-puasa, serta melaksanakan shalat malam di saat orang-orang sedang tidur.” (H.R. at-Titmidzi, no. 1984, dn Ahmad, no. 1340 dan di-hasankan oleh al-Albani).
6. Kemah-kemah di surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
حُورٌ مَّقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah-kemah.” (Ar-Rahman: 72).
Dan nabi kita Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda,
إِنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِي الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ، طُوْلُهَا سِتُّوْنَ مِيْلًا، لِلْمُؤْمِنِ فِيْهَا أَهْلُوْنَ يَطُوْفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ، فَلَا يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا.
“Sesungguhnya orang Mukmin di surga memiliki sebuah tenda dari mutiara berongga, panjangnya enam puluh mil. Di dalamnya dia memiliki istri-istri yang dia gilir, sebagian mereka tidak melihat sebagian yang lain.” (HR. Muslim, no. 2838).
7. Peraduan di dalam surga. Para penghuni surga berada di atas peraduan-peraduan yang indah lagi nyaman, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
“Mereka bertelekan di atas peraduan-peraduan yang berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik ber-mata jeli.” (Ath-Thur: 20).
8. Tahta di dalam surga yang sangat indah dengan sandaran yang sangat nikmat: Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ اْلأَنهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى اْلأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا أُوْلَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ اْلأَنهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّن سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى اْلأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka Surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas tahta yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (Al-Kahfi: 31).
9. Busana di surga adalah busana yang terbuat dari sutera, di mana ketika kita berada di dunia, memakai sutera adalah larangan keras dari Rasulullah bagi kaum laki-laki dan diperbolehkan bagi kaum wanita, tetapi di surga nanti, keharaman memakai sutera ter-hapus, dan penghuni surga akan mengenakannya kelak, dan baju-baju tersebut tidak akan usang selamanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَلْبَسُونَ مِن سُندُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُّتَقَابِلِينَ
“Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan.” (Ad-Dukhan: 53).
Dan baju-baju itu indah menawan, sapu tangannya pun jika dibandingkan dengan pakaian terindah di dunia, maka sama dengan busana-busana para raja, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat al-Bukhari, bahwa sapu tangan di surga itu lebih indah daripada busana raja-raja.
10. Buah-buahan di surga.
Buah-buahan segar yang sangat amat nikmat, kelezatannya tiada tara dan terus berbuah tiada pernah habis sepanjang masa, merendah dekat sekali, mudah untuk dipetik oleh penduduk surga yang berjalan-jalan berkeliling surga sambil memetik buah-buahan yang mereka lewati di tepi-tepi jalan-jalan surga. Satu biji anggurnya saja andaikan dimakan oleh penduduk bumi dan langit, tetap tidak akan habis.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا
“Buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ar-Ra’d: 35).
11. Pohon-pohon di surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya,
“Kedua surga itu mempunyai pepohonan dan buah-buahan.” (Ar-Rahman ; 48)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas.” (Al-Waqi’ah: 28-30).
Imam al-Bukhari dan Muslim mengeluarkan sebuah hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam, bahwa beliau bersabda,
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, bila seorang pengendara menempuh perjalanan di bawah teduhannya selama seratus tahun, ia masih belum melewatinya, bacalah ayatnya jika kalian mau, (dan naungan yang terbentang luas).” (H.R. al-Bukhari 3252, Muslim 2826).
Di dalam Sunan at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda,
“Dan pangkal-pangkal batangnya dari emas.” (H.R. at-Tirmidzi 2525)
12. Sungai-sungai di surga.
Sungai-sungai itu mengalir di bawah istana-istana, kamar-kamar dan taman-taman. Mengalir dari atasnya yaitu Arasy Allah Yang Maha Pengasih, mata air dan air mancur yang memancar.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda,
سَيْحَانُ وَجَيْحَانُ وَالْفُرَاتُ وَالنِّيْلُ كُلٌّ مِنْ أَنْهَارِ الْجَنَّةِ.
“Saihan, Jaihan, Eufrat, dan Nil, semuanya dari sungai-sungai surga.” (HR. Muslim 2839).
13. Istri-istri di surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجُُ مُطَهَّرَةُُ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 25).
Sedang istri-istrinya yang Mukminah, yang shalihah, yang berasal dari dunia akan menjadi paling jelita, paling anggun lagi mempesona di antara para bidadari di atas, sebagaimana hadits dari Ummu Salamah radiyallahu ‘anha, yang diriwayatkan oleh Muslim.
(Adaptasi dari: khotbahjumat.com)
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar