"Apa maksudnya pernyataan Pak Marzuki itu. Saya harap maksudnya tidak demikian. Janganlah merendahkan atau menghina PRT. Mereka sudah berjasa menghasilkan devisa untuk negara ini," ujar Sosiolog Musni Umar saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/2/2011) malam.
Musni menilai daripada menghina, seharusnya Ketua DPR ini mendorong agar pemerintah menyediakan balai latihan kerja (BLK) bagi para calon TKI yang akan dikirim ke luar negeri. Seharusnya para calon TKI ini bisa dilatih sebagai perawat bayi atau orang jompo.
"Kalau seperti ini kan lebih baik. Pendapatan para TKI ini pun bisa lebih baik. Pemerintah bisa melakukan ini lewat kementerian pendidikan dan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Saya mendesak agar dibuka BLK seperti ini," ujar Doktor lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia ini.
Menurutnya secara perlahan Indonesia memang perlu menghentikan pengiriman PRT ke luar negeri. Kemudian mengirimkan TKI yang bekerja di sektor formal ke luar negeri. Namun tentunya tidak bisa dilakukan secara mendadak.
"Perlu dipertimbangkan sungguh-sungguh. Termasuk siapkah kita menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka. Yang jelas BLK-BLK itu harus didayagunakan untuk melatih TKI," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua DPR Marzuki Alie meminta Menaketrans menyetop pengiriman tenaga kerja wanita pekerja rumah tangga (TKW PRT) ke berbagai penjuru dunia. Dia menilai, TKW PRT ini mencoreng citra Indonesia di luar negeri.
"PRT TKW itu membuat citra Indonesia buruk," kata Marzuki dalam diskusi yang digelar Kompas di Plaza Senayan, Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, Jakarta, Sabtu, (26/2).
Dia menceritakan ketika bertemu Presiden Suriah beberapa waktu lalu, salah satu pembicaraan adalah TKW PRT. Presiden Suriah menjelaskan banyak kasus yang terjadi di Suriah karena kekurangan skill PRT Indonesia sendiri.
"Ada yang tidak bisa membedakan cairan setrika. Akhirnya menggosok baju seenaknya. Makanya majikannya marah. Wajar saja itu setrika menempel di tubuh pembantu," kisah Marzuki.
Dia lalu memberikan contoh lain tentang perilaku PRT TKW. "Ada yang pura-pura gila. Ada yang menggoda anak majikan karena ingin punya anak yang hidungnya mancung. Lalu ketika sudah lahir dan ingin pulang ke Indonesia karena anaknya tidak punya dokumen," tutur Marzuki di depan puluhan audiens ini. (rdf/rdf) Detikcom
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar