Sekitar seribu orang anti Presiden Abdelaziz Bouteflika berdemonstrasi di ibukota Aljazair, Aljir, Sabtu 12 Februari 2011. Demonstrasi itu berlangsung sehari setelah rakyat negara tetangga mereka, Mesir, merayakan mundurnya Presiden Housni Mubarak.
Menurut harian The New York Times, para demonstran di Lapangan 1 Mei kompak berteriak, "Bouteflika mundur!" Berkuasa sejak 1999, Bouteflika dituding kalangan oposisi selalu memanipulasi hasil pemilu agar terus berkuasa.
Harian The Guardian mengungkapkan bahwa aksi demonstrasi akhir pekan lalu itu juga menuntut pemerintah mencabut status keadaan darurat, yang telah berlaku selama 19 tahun. Mereka juga menuntut dijaminnya kebebasan berdemokrasi, dan menghendaki perubahan sistem politik di Aljazair.
Terinspirasi oleh gelombang demonstrasi di Mesir, para demonstran juga berteriak, "Kemarin Mesir, Hari Ini Aljazair." Dalam beberapa hari terakhir, Aljazair dilanda aksi protes anti pemerintah, namun tidak sedahsyat yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Selain melibatkan massa yang besar, aksi di dua negara itu sukses menumbangkan pemimpin yang telah lama berkuasa.
Pemerintah Aljazair sebenarnya sudah melarang warga untuk berdemonstrasi. Namun, seruan itu tidak digubris para demonstran. Maka, dalam aksi kemarin sempat terjadi bentrokan antara polisi dan pemrotes, walau tidak dilaporkan adanya korban jiwa. (umi) • VIVAnews
facebook comment :
Jangan Lupa pencet tombol "Like" Untuk Mendapatkan Info Terpanas Langsung di Wall FB mu!
0 comments:
Posting Komentar